3 Persepsi Negatif Yang Dimiliki Trader Pemula

By Sony Wijaya | 23 Agustus 2017 | Kategori:

persepsi pikiran negatif trader pemula belajar trading saham forex broker bandar

Perjalanan menjadi seorang trader yang berhasil melewati beberapa tahapan.

Dimulai dari orang awam. Mereka belum memasuki dunia trading, hanya sebatas pernah mendengar perkataan orang lain tentang bisnis ini. Biasanya perkataan itu adalah hal-hal negatif yang dibesar-besarkan. Celakanya lagi, itu semua BUKAN FAKTA melainkan hanya opini dan asumsi belaka.

Kebanyakan berasal dari kelompok orang gagal. Banyak perkataan-perkataan yang "meracuni" orang awam sehingga ikut menjadi negatif. Makanya tidak heran kalau persepsi dunia trading di masyarakat sangat negatif.

Baca juga :
Mengapa Persepsi Forex Dimata Masyarakat Sangat Negatif ?
Anggapan Trading Forex itu Judi 

Mari kita lanjut ke tahap berikutnya.

Setelah orang awam, tahap berikutnya adalah TRADER PEMULA. Mereka mau membuka diri dan mulai menekuni trading forex.

Di tahapan ini, trader pemula mengumpulkan beragam informasi tentang dunia trading. Bergabung di banyak grup / komunitas trading dan mem-follow beberapa orang yang dianggap master trading.

Karena banyaknya informasi yang diperoleh, tidak jarang pula yang kontradiksi dan saling bertentangan. Menurut master A begini tapi menurut master B begitu. Menurut buku C bilangnya begini, tapi menurut buku D bilangnya begitu.

Trader pemula mengalami noise sehingga menimbulkan banyak mispersepsi dalam pikirannya. Hal ini sangat wajar karena mereka berada dalam masa pencarian jati diri. Berusaha menemukan trading style dan metode yang cocok dengan kepribadiannya.

Sebenarnya ada banyak mispersepsi. Namun kali ini saya akan membahas 3 saja.

1. Broker Suka Ngerjain Trader.

Ada anggapan mengatakan broker adalah bandar yang mengharapkan trader mengalami kerugian. Bahkan jika ada trader yang jago dan banyak mendapat profit, maka trader tersebut sangat rentan dikerjain broker.

Dikerjain itu artinya transaksi dicurangi atau data pergerakan harga dimanipulasi atau dipersulit ketika menarik dana ( withdrawal ), dan sebagainya.

Semua anggapan itu masih sebatas isu dan belum ada bukti yang valid. Bisa juga itu adalah bentuk persaingan yang tidak sehat ( black campaign ) antar broker untuk saling menjatuhkan.

Kalau menurut pandangan saya, semua broker itu bagus. Kegagalan trading disebabkan oleh kesalahan tradernya sendiri.

Memang ada broker yang "nakal" tapi itu BUKAN FAKTOR UTAMA penyebab kegagalan trading.
90% kesalahan trader sendiri.
10% faktor broker.

Kalau di bisnis real / konvensional, broker itu ibaratnya supplier. Ada supplier yang bagus, ada supplier yang jelek. Kalau bisnis kita mengalami kemunduran / kegagalan, apakah disebabkan oleh supplier ? Tentu tidak ! Tapi karena ketidakmampuan kita mengelola bisnis tersebut.

Balik lagi ke soal trading..

Data pergerakan harga ( quote ) setiap broker bisa berbeda tapi tidak beda jauh. Selisihnya paling cuma 2-3 pips saja. Di era keterbukaan sekarang, kesempatan broker melakukan manipulasi semakin kecil.
Emangnya kita siapa kok keGRan merasa dipantau terus oleh broker ? Strategi / robot ( EA ) trading kita sehebat apa kok broker punya alasan "harus" ngerjain kita ?
Jangan-jangan semua itu hanya pikiran negatif kita sendiri. Kita membuat pembenaran atas kegagalan sekaligus menciptakan alasan untuk menutupi ketidakmampuan menjalankan trading.

Trader yang bermental pecundang akan selalu mengkambing hitamkan broker ketimbang memperbaiki diri.

Mulai sekarang mari berhenti menyalahkan pihak broker. Lebih baik mengevaluasi diri dan terus belajar meningkatkan kemampuan trading.

2. Market Sangat Ganas dan Sulit Diprediksi.

Pernyataan "market sangat ganas" menurut saya sangat berlebihan karena ganasnya market itu bisa diukur dan dihitung. Bukan secara tiba-tiba dan tidak ada sebab kemudian market menjadi ganas.

Orang yang mengatakan demikian artinya mereka tidak mengerti cara mengontrol dan mengelola resiko. Padahal caranya sangat simple, ini hanya soal Money Management. Bagaimana mengatur jumlah lot yang ideal dengan besarnya modal yang dimiliki.

Bagi trader pemula sangat disarankan menggunakan lot terkecil dahulu karena untuk melindungi modal. Kalaupun kena loss, kerugiannya tidak terlalu besar. Masih tersisa banyak modal untuk melanjutkan "perjuangan" trading berikutnya. Tujuan pemula bukanlah mengejar profit melainkan JANGAN RUGI DULU. Fokus melatih diri dan meningkatkan kemampuan trading.

Market itu seperti lautan. Bisa memberi makan yang melimpah. Namun bisa juga menghancurkan jika kita tidak berhati-hati dan kurang mempersiapkan management resiko dengan baik.

Yang namanya laut pasti ada siklusnya. Demikian juga market ada polanya ( Trending dan Sideways ). Kedua pola ini akan selalu bergantian. Kenali apa saja yang menjadi ciri-ciri market sideways dan market trending.

Market juga seperti jalan raya. Ada rambu-rambu dan aturan berlaku. Dengan "mematuhi" rambu2 tersebut BUKAN BERARTI pasti aman dan selamat. Namun sudah mengurangi resiko terjadinya kecelakaan, sekaligus meningkatkan peluang keberhasilan.

3. Trading Bukan Bidang Saya, Bukan Jodoh Saya.

Ini adalah perkataan trader yang sudah putus asa. Saya pun dahulu pernah mengalaminya. Meskipun dalam hati masih tersimpan keinginan dan harapan bahwa sukses di bisnis trading adalah sesuatu yang bisa dicapai.

Kita perlu mengevaluasi diri. Apakah selama ini kita belajarnya sudah tekun atau tidak ? Banyak orang mengaku kenal trading sudah lama. Tapi tradingnya tidak teratur. Belajarnya tidak fokus. Kadang sehari sekali atau seminggu sekali atau bahkan sebulan sekali ( kalau ingat ).

Ngakunya sudah trading selama 3 tahun, tapi belajarnya tidak konsisten. 3 tahun tapi tidak efektif !

Atau bisa juga ilmu kita masih kurang sehingga perlu mengupgrade diri. Di era sekarang ada banyak sumber pembelajaran tentang trading. Dari yang gratisan sampai yang berbayar.

Jangan terlalu cepat menghakimi diri sendiri dengan berkata : ini bukan bidang saya. Jangan-jangan kita sendiri yang kurang serius menjalankan bisnis ini. Tidak memperlakukan trading forex layaknya sebuah bisnis yang harus dikerjakan secara profesional.

Marilah kita memperbaiki sikap dan pola pikir sebagai seorang trader yang berhasil.

Di hadapan market kita semua adalah sama. Tidak ada yang namanya master. Orang yang di anggap master sebenarnya tidak lebih hebat dari pemula. Mereka hanya sudah melakukannya lebih dahulu dengan penuh komitmen.

Jangan berkecil hati jika saat ini kita masih pemula karena Pemula adalah master yang tertunda.

SALAM PROFIT KONSISTEN dan OPTIMAL.

Silahkan SHARE Jika BERMANFAAT.

0 Response to "3 Persepsi Negatif Yang Dimiliki Trader Pemula"

Posting Komentar